Minggu, 07 Juni 2009

Menghilangkan Mitos Ketakutan akan Matematika

Coba tanyakan pada anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD,SMP hingga SMA “Pelajaran apa yang tidak mereka sukai disekolah” lebih dari 70 % siswa-siswa tersebut akan menjawab “pelajaran matematika” . image terhadap matematika sebagai pelajaran “menakutkan” sudah melekat pada diri siswa. Dalam faktanya, matematika merupakan salah satu matapelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian “lebih” baik dari kalangan guru, orangtua maupun anak. Selain matematika adalah termasuk matapelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN) juga masih ditemukan banyak pihak yang memiliki persepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak.

Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar".

BANYAK mitos menyesatkan mengenai matematika. Mitos-mitos salah ini memberi andil besar dalam membuat sebagian masyarakat merasa alergi bahkan tidak menyukai matematika. Akibatnya, mayoritas siswa kita mendapat nilai buruk untuk bidang studi ini, bukan lantaran tidak mampu, melainkan karena sejak awal sudah merasa alergi dan takut sehingga tidak pernah atau malas untuk mempelajari matematika. Meski banyak, namun ada lima mitos sesat yang sudah mengakar dan menciptakan persepsi negatif terhadap matematika.

Mitos pertama, matematika adalah ilmu yang sangat sukar sehingga hanya sedikit orang atau siswa dengan IQ minimal tertentu yang mampu memahaminya. Ini jelas menyesatkan., matematika sebenarnya merupakan ilmu yang relatif mudah jika dibandingkan dengan ilmu lainnya.sebagian siswa menganggap matematika sukar dikarenakan mereka sudah termakan iming-iming bahwa matematika itu sulit,sehingga jangankan ingin masuk kedalam dunia matematika mencoba bahkan melihat saja mereka sudah tidak berani.Apa kalian tahu???jika sudah masuk dalam dunia hitung matematika,ibarat suatu petualangan menarik yang penuh tantangan dan menuju satu jawaban yang eksak(pasti).Coba lakukan......!!!!!!

Mitos kedua, matematika adalah ilmu hafalan dari sekian banyak rumus. Mitos ini membuat siswa malas mempelajari matematika dan akhirnya tidak mengerti apa-apa tentang matematika. Padahal, sejatinya matematika bukanlah ilmu menghafal rumus, karena tanpa memahami konsep, rumus yang sudah dihafal tidak akan bermanfaat.Jadi,yang terpenting dari ilmu matematika adalah pahami & analisis konsep yang ada INSYA ALLAH tanpa menghapal rumus-rumus pekerjaan menghitung menjadi hal yang mudah dan menyenangkan.Lakukan lalu lihat apa yang terjadi.....(kata-kata om mario teguh).

Mitos ketiga, matematika selalu berhubungan dengan kecepatan menghitung. Memang, berhitung adalah bagian tak terpisahkan dari matematika, terutama pada tingkat SD. Tetapi, kemampuan menghitung secara cepat bukanlah hal terpenting dalam matematika. Yang terpenting adalah kembali lagi pada pemahaman konsep menghitung bukan sebagai sesuatu yang mutlak, sebab pada saat ini telah banyak beredar alat bantu menghitung seperti kalkulator dan komputer. Jadi, mitos yang lebih tepat adalah matematika selalu berhubungan dengan pemahaman dan penalaran.Jangan jadikan berhitung adalah alasan untuk tidak menyenangi matematika,karena pada hakekatnya segala sesuatu didunia ini penuh dengan perhitungan.Kemanapun arah kita menuju pekerjaan dan dalam bidang apapun tak luput dari menghitung,bahkan penjual cabe di pasar sederhana sekalipun.Sekarang dapatkah kita memikirkan betapa pentingnya ilmu hitung dalam kehidupan kita.Coba pikirkan......!!!!

Mitos keempat, matematika adalah ilmu abstrak dan tidak berhubungan dengan realita. Mitos ini jelas-jelas salah kaprah, sebab fakta menunjukkan bahwa matematika sangat realistis. Dalam arti, matematika merupakan bentuk analogi dari realita sehari-hari. Contoh paling sederhana adalah solusi dari Leonhard Euler, matematikawan Prancis, terhadap masalah Jembatan Konisberg. Selain itu, hampir di semua sektor, teknologi, ekonomi dan bahkan sosial, matematika berperan secara signifikan. Robot cerdas yang mampu berpikir berisikan program yang disebut sistem pakar (expert system) yang didasarkan kepada konsep Fuzzy Matematika. Hitungan aerodinamis pesawat terbang dan konsep GPS juga dilandaskan kepada konsep model matematika, goneometri, dan kalkulus. Hampir semua teori-teori ekonomi dan perbankan modern diciptakan melalui matematika. Beberapa permasalahan rumit tentang konstruksi kompas dan penggaris akhirnya diselesaikan dalam teori Galois . Saat pertama kali komputer disusun, beberapa konsep teori yang penting dibentuk oleh matematikawan, menimbulkan bidang teori komputabilitas, teori kompleksitas komputasional, teori informasi dan teori informasi algoritma. Kini banyak pertanyaan-pertanyaan itu diselidiki dalam ilmu komputer teoritis. Matematika diskret ialah nama umum untuk bidang-bidang penggunaan matematika dalam ilmu komputer.Wow........ternyata perkembangan tekhnologi dunia sangat berpengaruh pada ilmu matematika.Sadarkah kita pada hal itu....!!!

Sedangkan mitos kelima menyebutkan, matematika adalah ilmu yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif. Anggapan ini jelas keliru. Meski jawaban (solusi) matematika terasa eksak lantaran solusinya tunggal, tidak berarti matematika kaku dan membosankan. , matematika itu rekreatif dan menyenangkan. Albert Einstein, tokoh fisika terbesar abad ke-20, menyatakan bahwa matematika adalah senjata utama dirinya dalam merumuskan konsep relativitasnya yang sangat terkenal tersebut. Menurut Einstein, dia menyukai matematika ketika pamannya menjelaskan bahwa prosedur kerja matematika mirip dengan cara kerja detektif, sebuah lakon yang sangat disukainya sejak kecil. Yang paling menyenangkan, dalam melakukan operasi kita dibebaskan melakukan manipulasi (trik) semau kita agar sampai kepada solusi yang diharapkan. Kebebasan melakukan manipulasi dalam operasi matematika inilah yang menantang dan mengundang keasyikan tersendiri, bak sedang dalam permainan atau petualangan.Karena itu, tidak mengherankan jika terkadang kita menjumpai siswa yang asyik menyendiri dengan soal-soal matematikanya.


Hasil Ujian Nasional 2008 yang lalu banyak menyisakan kontroversi di hati masyarakat Indonesia. Selain bahasa Inggris, Matematika dituding sebagai dalang kegagalan anak dalam menyelesaikan studinya. Matematika merupakan sosok yang menakutkan bagi sebagian besar anak, tidak hanya anak Indonesia di luar negeripun kasusnya sama. Bedanya kalau di luar negeri sistem pengajaran lebih manusiawi. Rendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini, terutama pendidikan matematika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar